Tol Denpasar-Buleleng Belah Bukit Bedugul, Kuta-Tanah Lot Hanya 20 Menit
Setelah menemui jalan buntu melewati jalur pinggir pantai, rencana pembangunan empat ruas ruas jalan tol Bali kini menyasar wilayah pegunungan.
Jalan tol yang akan menghubungkan kawasan Bali Selatan (Denpasar-Badung) dan Bali Utara (Buleleng) ini direncanakan membelah Bukit Bedugul, Kabupaten Tabanan.
Jika ini terealisasi, maka Bali akan memiliki dua jalan tol "fenomenal": tol yang membelah laut (Tol Bali Mandara) dan membelah pegunungan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali merencanakan membangun empat ruas jalan tol Bali dengan panjang 156,7 km.
Empat ruas ini meliputi Kuta-Canggu-Tanah Lot-Soka sepanjang 28 km, Soka-Pekutatan (25,1 km), Pekutatan-Gilimanuk (54,4 km), dan Pekutatan-Lovina (46,7 km). Total biaya mencapai Rp 34,3797 triliun. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi, mengatakan bahwa dari keempat ruas jalan tol itu yang menjadi prioritas adalah jalan tol Kuta-Tanah Lot yang panjangnya hanya 13,5 km.
Keberadaan jalan tol ini membuat jarak tempuh Kuta-Tanah Lot hanya 20 menit. Sedangkan untuk jalan tol Soka-Pekutatan-Buleleng direncanakan akan ada dua alternatif. Yang pertama membelah Bukit Bedugul dan alternatif kedua melewati sisi barat Bukit Bedugul. “Ada rencana jalan tol yang membelah Bukit Bedugul untuk menghubungkan Denpasar ke Buleleng. Rencananya entah nanti ngambil dari Pekutatan atau Soka itu sedang dilakukan kajian,” ujar Astawa Riadi
Terkait kapan megaproyek ini akan dilaksanakan, kata Astawa Riadi, masih akan dilakukan pengkajian oleh PT Waskita Bali Mandara. Perusahaan ini merupakan gabungan antara PT Waskita Tol Road (WTR) dengan saham sebesar 75% dan Perusahaan Daerah (Perusda) Bali yang memiliki saham 25%.
“Itu belum dilakukan Feasibility Study (FS) dari PT Waskita Bali Mandara. Bisa saja dauhnya (dibaratnya) Bukit Bedugul dilalui, bisa saja dengan membelah bukit,” ujarnya.
Direktur Teknik PT Waskita Bali Mandara, Muhammad Sadali, mengatakan rencana jalan tol Soka-Buleleng yang direncanakan membelah Bukit Bedugul baru sampai pada survey awal. Dengan kata lain, kira-kira baru survey kasar dengan belum mengecek lahan dan kajian trase dari rencana proyek pembangunan jalan tol tersebut.
“Itu baru survey awal, artinya kira-kira menarik garis, itu nanti baru dicek lahannya, trasenya. Kalau FS-nya belum, jadi biaya yang akan dikeluarkan juga belum,” ujarnya melalui telepon, tadi malam.
Ia menjelaskan memang ada dua alternatif terkait dengan pembangunan jalan tol tersebut, yakni membelah Bukit Bedugul atau melewati bagian barat dari Bukit Bedugul. “Karena itu menyangkut jumlah traffic yang lewat, ada perbandingan IRR (internal rate of return) antara investasi dan keuntungan nanti. Jadi kami belum melakukan itu, ini baru awal dan itu sangat kasar saja. Ibaratnya baru menarik garis di atas kertas,” jelasnya.
Sedangkan untuk jalan tol prioritas yang menghubungkan Kuta-Tanah Lot-Soka dikatakannya prosesnya terus berjalan. Ia sudah menyampaikan hasil pertemuan dengan DPRD Bali beberapa waktu lalu ke Kementerian PU di Jakarta. Pihaknya nanti akan mematangkan proses FS dari rencana tol tersebut.
“Dari hasil DPRD Bali kemarin kami sudah menyampaikan ke PU Jakarta. Itu kan dari hasil itu belum diputuskan apakah melalui saluran (jalan layang) atau lewat jalan Sunset Road,” ujarnya. Ia mengatakan sebenarnya kedua alternatif ini tidak masuk secara bisnis, tetapi masih lebih hemat melalui saluran, karena pembebasan lahan sedikit.
Kementrian PU juga menyarankan untuk jalan layang, makanya pihaknya akan mematangkan dahulu FS untuk diajukan ke Pemprov Bali.
Sumber: www.bali.tribunnews.com
No comments